Manokwari Selatan – Dinas Pariwisata Kabupaten Manokwari Selatan tengah memoles lokasi wisata Gunung Botak yang menjadi destinasi objek wisata andalan di kota coklat ini. Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Hendrik Mokiri kepada awak media mengatakan pada tahun anggaran 2021 yang mengacu pada rencana induk pengembangan pariwisata daerah sehingga, pihaknya melakukan pembangunan 10 unit gazebo dan pembangunan beberapa area swafoto di titik Tanjung Oi Gunung Botak.
“ karena sekarang ini anggaran terbatas, kami masih proses bangun 10 unit gazebo, dan juga bekerja sama dengan Pramuka maupun kelompok sanggar pemuda dan masyarakat sekitar, kami cari bahan dan kayu seadanya yang bisa dimanfaatkan untuk buat spot foto selfi sehingga lebih menarik pengunjung” tutur Hendrik.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kab.Mansel, Hendrik Mokiri
Sedangkan di tahun anggaran 2022 mendatang, pihaknya memprogramkan penambahan pembangunan gazebo dan pembangunan jembatan wisata di Pantai Siep dan Yekwandi, kemudian pembangunan areal paralayang, serta pembangunan guest house di Tanjung Yeimeki.
“ Gunung botak ini merupakan objek wisata lengkap karena nantinya ada wisata paralayang, agrowisata, ecowisata, kuliner, bahari, snorkeling, diving, tracking, wisata religi serta wisata sejarah juga ada, sehingga saat ini kami sedang melakukan proses pembangunan dengan tujuan kedepan Gunung Botak bisa menjadi destinasi wisata yang mendunia” jelasnya.
Selain itu kata Hendrik, pihaknya juga membentuk telah kelompok sadar wisata untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, sehingga nantinya pengelolaan areal wisata gunung botak bisa di kelola langsung masyarakat setempat. Tentunya hal itu akan diatur dalam perda, sehingga pendapatan bagi hasil pengelolaan areal objek wisata bisa tertata dengan baik.
“ saat ini kami terus melakukan penyuluhan dan membentuk kelompok sadar wisata terutama di distrik momiwaren dimana areal wisata gunung botak berada, mulai dari kampung syari, kamiani, mawi, siep, yekwandi dan jembatan panjang. Sebab kalau masyarakat belum sadar wisata maka pembangunan dan perekonomian di areal wisata tidak akan maju, sehingga kami terus lakukan sosialisasi” imbuhnya.
Disinggung terkait, hak ulayat yang dikhawatirkan dapat menimbulkan kendala, Hendrik mengatakan jika pada areal wisata Tanjung Oi Gunung Botak sampai dengan kampung Yekwandi, masyarakat telah sepakat mempercayakan Pemerintah Daerah untuk melakukan pembangunan pariwisata.
“ kalau untuk hak ulayat dari tanjung oi sampai yekwandi untuk pembangunan pariwisata aman, masyarakat sudah percayakan Pemda untuk kelola pariwisata disini” tukasnya. (ACM)