MANOKWARI – Bupati Manokwari Hermus Indou belum lama ini melakukan pertemuan dengan Kementrian Perhubungan dan beraudiens bersama Sekertaris Direktur Jendral Perhubungan Udara Nafhan Syahroni di Jakarta. Dalam pertemuannya, Kementerian Perhubungan Udara berkomitmen untuk terus mengembangkan bandar udara Rendani, baik untuk runway maupun untuk pembangunan terminal dan pengembangan kawasan di sisi darat dari bandara. Pada kesempatan tersebut Bupati Hermus juga melakukan hibah tanah perpanjangan landasan pacu bandara seluas 55.200 meter persegi.
Hal tersebut diutarakan Bupati Hermus Indou kepada wartawan, Sabtu (28/1/2023). Dirinya menyampaikan bahwa pembangunan Bandara Rendani dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

Bupati Manokwari Hermus Indou saat diwawancarai awak media usai mengikuti kegiatan di Manokwari, Sabtu (28/1/2022).
“Untuk tahap pertama sudah berjalan hari ini, tergantung Pemprov dan Pemda Manokwari untuk pembebasan lahan tahap kedua, juga pergeseran pemukiman yang hari ini ada di bandara rendani”, ujar Hermus.
Bupati Hermus juga menargetkan agar pembangunan tahap I dapat selesai untuk perpanjangan runway sepanjang 2.300 meter. Maskapai penerbangan juga akan lebih banyak lagi yang masuk ke Manokwari.

Bupati Manokwari Bertemu Sekjen Perhubungan Udara Kemenhub RI Nafhan Syahroni, Rabu (25/1/2023) di Jakarta.
“Untuk bandara tahun ini perpanjangan runway 2.300 dapat selesai , kita sudah memastikan untuk tidak hanya maskapai Batik Air, kita meminta agar maskapai Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan lainnya kembali masuk”, tutur Hermus.
Tahapan yang akan dilakukan pada tahap kedua yaitu untuk pergeseran pemukiman dalam upaya percepatan pembangunan terminal dan runway sesuai masterplan yang sudah dibuat.
“Mudah-mudahan tahun ini kita secara bertahap bisa melakukan pembebasan tahap kedua, dan pergeseran pemukiman dapat digeser untuk percepatan pembangunan terminal dan runway dari 2.300 meter menjadi 2.500 meter sesuai master plan dari pengembangan bandara dan akan ditingkatkan menjadi 3.000 meter”, jelasnya.
“Bandara rendani juga diharapkan statusnya tidak hanya bandara Nasional tetapi juga Internasional menjadi gerbang Indonesia di Kawasan timur bersama-sama dengan Bandara di Sorong dan Bandara di Jayapura”, tambah Bupati.
Beberapa permasalahan mengenai pengembangan bandara seperti rencana pembangunan Underpast dari sisi pantai dan pambangunan jembatan lying alih trase.
“Kami juga menyampaikan persoalan terkait rencana kementerian PUPR untuk membangun under past yang memanfaatkan sisi utara dari lahan yang sudah dibebaskan untuk perpanjangan runway. Berharap agar Kementerian Perhubungan mendukung rencana untuk pembangunan jembatan layang alih trase melewati pesisir laut atau garis pantai” pungkasnya.(ACM_2)