MANOKWARI – Keluarga korban pemukulan anggota Polres Manokwari yang terjadi Sabtu (14/5/2022) lalu saat tengah melakukan patroli balapan liar di Jalan Trikora Wosi, mengaku kecewa dengan pernyataan Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom di media massa yang terkesan menyudutkan korban berinisial GIS (17 tahun) dalam kasus pengeroyokan tersebut.
Kakak Sepupu korban, Novri Tapilatu dalam jumpa pers, Jumat(20/5/2022) mengatakan seharusnya Kapolres tidak mengeluarkan pernyataan sebelum mendengar kronologi dari kedua belah pihak. Polisi sebagai pengayom masyarakat, seharusnya tidak melakukan pengeroyokan atau pemukulan dengan alasan apapun.
” Seharusnya siapapun dia mau salah mau melawan seperti apa tidak dibenarkan untuk pemukulan. Tindakan polisi untuk pengeroyokan itu sudah sesuatu yang brutal dan setiap malam minggu bukan ajang untuk pukul orang tetapi Polisi hanya menertibkan. Sehingga itu yang buat keluarga menyesal dan kecewa” ujar Novri.
Kemudian pihak keluarga minta proses hukum tetap berjalan dan pelaku di hukum seberat-beratnya. Selain itu, mereka juga meminta agar tidak ada pernyataan yang dikeluarkan sebelum ada pernyataan dari korban GIS.
” Sampai saat ini dari pihak kami belum memberikan pernyataan ke Polres karena adik kita ini untuk sementara tidak bisa berpikir akibat kepalanya banyak dipukul, sehingga berpikir berat belum bisa,jadi keluarga belum perbolehkan” imbuhnya.
” Memang kami sadar adik kita mungkin juga salah, tapi dia ini tidak ikut balapan liar, tidak mabuk dan kalau mereka tampar saja tidak apa-apa bisa sebagai peringatan, tapi ini dikeroyok sampai kayak begitu, keluarga tidak terima dan harus proses pelaku” sambungnya.

Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom saat menggelar jumpa pers, Selasa(17/5) lalu.
Sebelumnya, Kapolres Manokwari AKBP. Parasian Herman Gultom dalam jumpa persnya bersama wartawan,Selasa (17/5/2022) menjelaskan kejadian tersebut berawal dari anggota Polres Manokwari melakukankan kegiatan pengamanan antisipasi balapan liar di Jalan Wosi.
” Pada saat anggota sedang berjaga, korban mengendarai motor melawan arus dan ketika melihat anggota Polri, korban berbalik arah dengan kecepatan tinggi. Kondisi korban tidak memakai helm dan kemudian menggunakan knalpot racing” tutur Kapolres.
Kemudian korban memancing anggota dengan kecepatan tinggi, anggota pun berusaha menghentikan korban, namun korban berusaha lari sehingga anggota reflek memukul korban.
Lalu selesai dari TKP pertama depan BRI wosi, korban menuju ke tempat ulang tahun temanya di jalan esau sesa, di sana ketemu dengan rekan-rekannya dan kembali mendatangi anggota yang sedang berjaga dan berusaha menanyakan kepada anggota yang sedang berjaga dengna kata-kata yang tidak sepantasnya, dan disitulah terjadi kerumunan dan korban mendapat pukulan dan tendangan reflek dari anggota yang tidak terima dengan makian dari korban.
” Semua kejadian ada di ccctv dan kami sudah kumpalkan saksi-saksi dari anggota dan saksi yang berada di TKP, hanya saja korban yang belum bisa memberikan keterangan kepada Polres Manokwari.
Lanjut, Kapolres mengatakan saat ini pihaknya telah mengamankan 5 anggota yang refleks memberikan pukulan.
” Kami dari Polres Manokwari meminta maaf atas perilaku oknum anggota dalam kejadian tersebut dan kami transparan, sekarang lima angota sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut” pungkasnya. (ACM_3)