MANOKWARI – Produktivitas pertanian yang dirasa mulai menurun, menjadi salah satu tugas pemerintah daerah untuk mengembalikan potensi pertanian di Manokwari. Dari 6.000 hektar lahan pertanian, hanya sekitar 2.000 hektar yang produktif saat ini. Mendorong potensi tersebut, Bupati Manokwari berkomitmen menaikan harga beras bagi petani.
Bupati Manokwari Hermus Indou menyampaikan bahwa produktivitas pertanian di Manokwari mulai menurun dimana banyak lahan yang sudah dialih fungsikan.
“ Target lahan kita sekitar 6000 hektar, tapi tidak produktif semuanya yang efektif produktif hari ini hanya sekitar 1000 hingga 2000 hektar yang ditanami padi. Tentu ini menjadi tantangan bagi kita kalau mau tekan pangan produktivitas, target itu harus bisa kita tingkatkan”, tuturnya.
Dirinya mengatakan bahwa banyak faktor kendala antara lain masalah pupuk, infrastruktur yang juga belum memadai untuk kemudian memberikan kehidupan yang berkelanjutan pada pembangunan pertanian.
Dirinya juga sudah membuat regulasi dengan pemanfaatan hasil pertanian terutama beras ASN yang diambil dari para petani, dan menaikkan harga beras tiap tahunnya.
Selain itu, usulan kerjasama juga telah sampaikan ke Pemprov Papua Barat dan juga nanti ke depan, jika produksi tersedia dalam jumlah yang cukup pihakya akan menyampaikan kepada seluruh elemen di Kabupaten Manokwari untuk mengambil beras dari petani lokal.
“Kami sudah berkomitmen untuk setiap tahun menganggarkan bahkan juga menaikkan harga untuk produksi beras dari para petani di Wapramasi, ”, ujar Bupati.
Dukungan masyarakat tentu menjadi hal penting untuk berlangsungnya sebuah program terutama produktivitas pertanian.
“Mari kita selamatkan pertanian kita di dataran Wapremasi dengan tidak melakukan aktivitas pengelolaan sumber daya alam yang berimplikasi negatif terhadap pengrusakan lingkungan”,pintanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manokwari, Kukuh Saptoyudo menyampaikan kondisi lahan persawahan yang semakin lama beralih fungsi, sehingga menurunkan produktivitas hasil tani terutama beras.
“Manokwari Luas total untuk lahan pertanian ada seluas 2.153 hektar yang aktif dan produktif. Namun musim panen kali ini hanya 1.076 hektar yang di tanami. Sedangkan potensi lahan yang ada sampai 6000 hektar, yang eksisting hanya 2000 hektar dan kondisi saat ini banyak yang ditinggalkan”, jelasnya.
Survei ubinan yang dilakukan oleh BPS bertujuan untuk mendapat nilai produktivitas padi per hektar., dimana hasil Ubinan yang dilakukan oleh bagian Statistik, hasilnya masih kurang baik dari sebanyak 2,54 ton gabah kering panen, hanya mendapat 985 kg setelah menjadi beras.
Dirinya menjelaskan hal tersebut terjadi karena kondisi lahan yang kurang baik, sarana produksi yang terbatas seperti pupuk, kendala lain yaitu tenaga kerja, sehingga program yang harus di lakukan adalah mekanisasi pertanian, untuk pembaharuan. (ACM_2)